Jumat, 06 Juni 2014

Sejarah Kemerdekaan Indonesia


Udah lama ni rasanya nggak ngepost.
Berhubung hari ini hari ke”sekian” UAS, dan pelajaran sejarah udah lewat beberapa hari yang lalu, dan saya dapat tugas dari Pak Ipik buat bikin artikel tentang sejarah yang deadline-nya sebenernya udah lewat dari kapan taun juga, so here it is!
Materi pembelajaran pelajaran sejarah pada kelas XI semester 2 itu berkisar antara usaha-usaha yang dilakukan demi kemerdekaan Indonesia, proklamasi kemerdekaan, sampai usaha-usaha dari beberapa pihak yag berusha menjatuhkan kemerdekaan RI kembali.
Siap buat mengulas semuanya? :D)9
Demi kemenangan yang diincar Jepang pada perangnya melawan pihak sekutu, Jepang menjanjikan kemerdekaan pada daerah-daerah jajahannya termasuk Indonesia agar supaya Indonesia mau bekerja sama dengan Jepang untuk melawan sekutu.

Agar terlihat lebih menjanjkan lagi, maka dibentuklah BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa Jepangnya Dokuritsu Junbi Cosakai. Sidangnya yang pertama adalah membahas tentang dasar Negara Indonesia. Tercetuslah nama pancasila.
Setelah selesai dengan tugasnya, maka BPUPKI dibubarkan. selanjutnya, dibentuklah PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)  atau dalam bahasa Jepangya Dokuritsu Junbi Inkai.
Beberapa hari keudin terdegarlah berita tentang kekalahan Jepang melawan sekutu. Terjadilah masa reses di Indonesia. Para kaum muda kemudian memaksa kaum tua untuk segera memproklamirkan kemerdekaannya. Akan ttapi, Soekarno dan Hatta brsikeras untuk membicarakannya terlebih dahulu dengn PPKI. Karena menganggap PPKI adalah bentukan Jepang, maka kaum muda menentangnya. Seanjutnya, terjadilah peristiwa Rengasdengkok, yakni Soekarno dan Hatta dibawa ke suatu markas Regadengklok di Kerawang untuk membicrakan lebih intim lagi.
Akhrinya, disepakatilah bahwa kemerdekaan Indonesia akan diadakan pada tanggal 17 Agustus 1945. Setelah melakukan beberapa prosedur, akhirnya diproklamirkanlah kemerdekaan Indonesia di depan rumah Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB.
Beberapa hari, minggu, dan bulan setelah diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia, ada saja kejadian-kejadian yang memaksa Indonesia untuk mencabut kemerdekaannya. Akan tetapi, berkat keteguhan para pahlawan kita sebelumnya, Indonesia pun selamt ari ancaman-ancaman yang timbul dari dalam maupun luar negeri.
Ancaman yang datang dari dalam negeri ada banyak sekali. Dari bentroknya ideologi-ideologi para pemimpin bangsa yang menyebabkan ketidakstabilan politik Indonesia, hingga kudeta-kudeta yang dilakukan beberapa pihak yang menyatakan kemerdekaan negaranya sendiri-sendiri.
Ideologi-ideologi yang berbeda-beda muncul di Indonesia pada mulanya disebabkan karena adanya maklumat 3 November 1945 yang dikeluarkan oleh wapres Moh. Hatta. Keragaman ideologi-ideologi itulah yang menyebabkan perpecahan di kursi-kursi pemerintahan di Indonesia. Semua orang mementingka kepentingan golongannya masing-masing. Mereka menganggap golongannya adalah golongan yang paling baik dan benar. Oleh sebab itu, melihat semua keterpurukan ini, Presiden Soekarno akhirnya megeluarkan Dekrit Presiden 1959 yang akhirnya membawa Indonesia merubah system demokrasi Indonesia dari Demokrasi Liberal/Parlementer menjadi Demokrasi Presidensial.
Selain masalah ideology, ancaman dalam negeri timbul dari para “kudetawan-kudetawan” yang senantiasa berusaha membentuk Negara-negara ciptaannya seniri. Dintaranya adalah peristiwa DI/TII yang dipimpin oleh kartosuwiryo, Pemberontakan PKI Madiun 1948 yang dipimpin oleh Musso, Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang dipimpin oleh Kapten Raymond Westrling, Pemberontakan Andi Aziz di Makassar, Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS) yang dipimpin oleh Christian Robert, Gerakan PRRI.PERMESTA, dan juga peristiwa G30S/PKI yang dipimpin oleh Letnan Untung.
Mendapat serangan yang bertubi-tubi dari dalam negeri, Indonesia juga tidak luput dari serangan pihk luar yang ingin melumpuhkan kemerdekaan Indonesia. Salah satunya adalah Agresi Militer I dan II yang dilakukan oleh Belanda. Agresi Militer ini muncul akibat pelanggaran perjanjian Linggarjati yang dilakukan pada masa kabinet Sutan Syahrir dan juga perjanjian Renville yang dilakukan pada masa cabinet Amir Syariffudin.
Segala bentuk ancaman dari luar ini akhirnya berkhir pada masa kabinet Hatta yang berhasil memenangkan perjanjian Roem-Royen dan KMB di Den Haag.

Yaah Alhamdulillah, dirasa itu tadi merupakan ringkasan buku sejarah saya yah
Dari segala yang telah kita pelajari tadi, hendaknya kita sejenak diam dan berpikir untuk merenungi betapa hebatnya para pejuang-pejuang kita lalu, yang bisa saja dihajar dari pihak luar-dalam dengan bertubi-tubi hantaman tapi Betapa Besar Allah sehingga mereka masih tetap bisa mempertahankan kemerdekaan yang telah kita cita-citakan dari dulu hingga sekarang.
Sekali lagi, tidak lupa saya kembai mengingatkan betapa beratnya menjadi pemimpin bangsa baik dimasa lalu maupun sekarang atau esok. Kita, sebagai calon pemipin bangsa sebaiknya mulai menyiapkan diri untuk bisa memperbaiki ndonesia agar menjdi Indonesia yang lebih baik lagi. SEMANGAAAT!!!!!!!!!! :DD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar