Udah
lama ni rasanya nggak ngepost.
Berhubung
hari ini hari ke”sekian” UAS, dan pelajaran sejarah udah lewat beberapa hari
yang lalu, dan saya dapat tugas dari Pak Ipik buat bikin artikel tentang
sejarah yang deadline-nya sebenernya udah lewat dari kapan taun juga, so here
it is!
Materi
pembelajaran pelajaran sejarah pada kelas XI semester 2 itu berkisar antara
usaha-usaha yang dilakukan demi kemerdekaan Indonesia, proklamasi kemerdekaan,
sampai usaha-usaha dari beberapa pihak yag berusha menjatuhkan kemerdekaan RI
kembali.
Siap
buat mengulas semuanya? :D)9
Demi kemenangan yang diincar Jepang pada perangnya
melawan pihak sekutu, Jepang menjanjikan kemerdekaan pada daerah-daerah
jajahannya termasuk Indonesia agar supaya Indonesia mau bekerja sama dengan
Jepang untuk melawan sekutu.
Agar terlihat lebih menjanjkan lagi, maka dibentuklah
BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau
dalam bahasa Jepangnya Dokuritsu Junbi Cosakai.
Sidangnya yang pertama adalah membahas tentang dasar Negara Indonesia.
Tercetuslah nama pancasila.
Setelah selesai dengan tugasnya, maka BPUPKI
dibubarkan. selanjutnya, dibentuklah PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) atau dalam bahasa Jepangya Dokuritsu Junbi Inkai.
Beberapa hari keudin terdegarlah berita tentang
kekalahan Jepang melawan sekutu. Terjadilah masa reses di Indonesia. Para kaum
muda kemudian memaksa kaum tua untuk segera memproklamirkan kemerdekaannya.
Akan ttapi, Soekarno dan Hatta brsikeras untuk membicarakannya terlebih dahulu
dengn PPKI. Karena menganggap PPKI adalah bentukan Jepang, maka kaum muda
menentangnya. Seanjutnya, terjadilah peristiwa Rengasdengkok, yakni Soekarno
dan Hatta dibawa ke suatu markas Regadengklok di Kerawang untuk membicrakan
lebih intim lagi.
Akhrinya, disepakatilah bahwa kemerdekaan Indonesia
akan diadakan pada tanggal 17 Agustus 1945. Setelah melakukan beberapa
prosedur, akhirnya diproklamirkanlah kemerdekaan Indonesia di depan rumah
Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB.
Beberapa hari, minggu, dan bulan setelah
diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia, ada saja kejadian-kejadian yang
memaksa Indonesia untuk mencabut kemerdekaannya. Akan tetapi, berkat keteguhan
para pahlawan kita sebelumnya, Indonesia pun selamt ari ancaman-ancaman yang
timbul dari dalam maupun luar negeri.
Ancaman yang datang dari dalam negeri ada banyak
sekali. Dari bentroknya ideologi-ideologi para pemimpin bangsa yang menyebabkan
ketidakstabilan politik Indonesia, hingga kudeta-kudeta yang dilakukan beberapa
pihak yang menyatakan kemerdekaan negaranya sendiri-sendiri.
Ideologi-ideologi yang berbeda-beda muncul di
Indonesia pada mulanya disebabkan karena adanya maklumat 3 November 1945 yang
dikeluarkan oleh wapres Moh. Hatta. Keragaman ideologi-ideologi itulah yang menyebabkan
perpecahan di kursi-kursi pemerintahan di Indonesia. Semua orang mementingka
kepentingan golongannya masing-masing. Mereka menganggap golongannya adalah
golongan yang paling baik dan benar. Oleh sebab itu, melihat semua keterpurukan
ini, Presiden Soekarno akhirnya megeluarkan Dekrit Presiden 1959 yang akhirnya
membawa Indonesia merubah system demokrasi Indonesia dari Demokrasi
Liberal/Parlementer menjadi Demokrasi Presidensial.
Selain masalah ideology, ancaman dalam negeri timbul
dari para “kudetawan-kudetawan” yang senantiasa berusaha membentuk
Negara-negara ciptaannya seniri. Dintaranya adalah peristiwa DI/TII yang
dipimpin oleh kartosuwiryo, Pemberontakan PKI Madiun 1948 yang dipimpin oleh
Musso, Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang dipimpin oleh Kapten
Raymond Westrling, Pemberontakan Andi Aziz di Makassar, Gerakan Republik Maluku
Selatan (RMS) yang dipimpin oleh Christian Robert, Gerakan PRRI.PERMESTA, dan
juga peristiwa G30S/PKI yang dipimpin oleh Letnan Untung.
Mendapat serangan yang bertubi-tubi dari dalam negeri,
Indonesia juga tidak luput dari serangan pihk luar yang ingin melumpuhkan
kemerdekaan Indonesia. Salah satunya adalah Agresi Militer I dan II yang
dilakukan oleh Belanda. Agresi Militer ini muncul akibat pelanggaran perjanjian
Linggarjati yang dilakukan pada masa kabinet Sutan Syahrir dan juga perjanjian
Renville yang dilakukan pada masa cabinet Amir Syariffudin.
Segala bentuk ancaman dari luar ini akhirnya berkhir
pada masa kabinet Hatta yang berhasil memenangkan perjanjian Roem-Royen dan KMB
di Den Haag.
Yaah
Alhamdulillah, dirasa itu tadi merupakan ringkasan buku sejarah saya yah
Dari
segala yang telah kita pelajari tadi, hendaknya kita sejenak diam dan berpikir
untuk merenungi betapa hebatnya para pejuang-pejuang kita lalu, yang bisa saja
dihajar dari pihak luar-dalam dengan bertubi-tubi hantaman tapi Betapa Besar
Allah sehingga mereka masih tetap bisa mempertahankan kemerdekaan yang telah
kita cita-citakan dari dulu hingga sekarang.
Sekali
lagi, tidak lupa saya kembai mengingatkan betapa beratnya menjadi pemimpin
bangsa baik dimasa lalu maupun sekarang atau esok. Kita, sebagai calon pemipin
bangsa sebaiknya mulai menyiapkan diri untuk bisa memperbaiki ndonesia agar
menjdi Indonesia yang lebih baik lagi. SEMANGAAAT!!!!!!!!!!
:DD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar